ADAPADA.COM – Lagi ribut soal pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) merk Citayam Fashion Week oleh perusahaan PT. Tiger Wong Entertainment.
Selain Baim, Indigo Aditya Nugroho juga mendaftarkan dengan merek yang sama.
Dalam pendaftaran tersebut ‘Citayam Fashion Week’ akan masuk dalam huburan yang bersifat peragaan busana.
Sejumlah warganet dari berbagai kalangan mengecam pedaftaran nama Citayam Fashion Week yang sedang dilakukan oleh Baim dan Indigo, mereka meilai kalau Citayam Fashion Week atau CFW bukan nama individu melainkan muncul karena dicetuskan oleh komunitas.
Sampai Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil ikut bersuara, menurutnya CFW adalah feomena yang hadir secara natural dari buah pikiran anak-anak muda, sehingga tak layak di klaim atau dipatenkan menjadi hak kekayaan itelektual yang justru akan menghilangkan maksud dan tujuan kegiatan tersebut.
Dikutip dari Instagram @Ridwankamil:
“Nasehat saya, tidak semua urusan di dunia ini harus selalu dilihat dari sisi komersial. Fenomena #CitayamFashionWeek itu adalah gerakan organik akar rumput yang tumbuhkembangnya harus natural dan organik pula.
Sekalinya diformalkan dan dimewahkan, apalagi oleh orang luar, malah akan hilang tujuan dan maksudnya. Dan biasanya gerakannya malah akan mati muda.
Biarkan ini jadi cerita, bahwa fashion jalanan tetap adanya di jalanan. Bukan di sarinah, bukan di podcast, bukan pula harus menginternasional.
Biarkan tetap Slebew bukan Haute Couture.
Ada kalanya mereka hanya butuh ruang ekspresi. Dan tidak perlu negara turut campur terlalu jauh. Tidak perlu pula individu2 di luar komunitasnya ikut-ikutan mengatur-ngatur.
Jikapun ingin diorganisasikan lebih baik, biarlah mereka sendiri yang mengurusnya melalui komunitasnya. Oleh mereka bukan anda.
Anda dan istri sudah hebat punya kerja2 luar biasa. Lanjutkan. Tapi bukan untuk inisiatif yang ini.
Saran saya, pendaftaran HAKI ke Kemenkumham dicabut saja. Terima kasih jika bisa memahaminya”.
Hatur Nuhun.
Ridwan Kamil pun menyarankan Baim Wong untuk mencabut pendaftaran Haki tersebut, karena meurutnya tidak semua urusan selalu dilihat dari sisi komersial.