ADAPADA.COM – Portugal mengukir sejarah gemilang dalam sepak bola Eropa setelah meraih gelar UEFA Nations League 2025, usai menundukkan tuan rumah Spanyol lewat drama adu penalti. Final yang berlangsung di Allianz Arena, Munich, pada 8 Juni 2025, berakhir imbang 2–2 setelah tambahan waktu, sebelum Portugal memenangkannya 5–3 melalui adu penalti.
Spanyol unggul dua kali melalui Martin Zubimendi dan Mikel Oyarzabal, sementara Portugal menyamakan kedudukan lewat gol-gol dari Nuno Mendes dan Cristiano Ronaldo, gol keduanya adalah gol internasional ke-138 miliknya. Ronaldo, pada usia 40, mencetak gol penyama dan menggiring babak ke penalti sebelum ditarik keluar karena cedera.
Di adu penalti, Diogo Costa jadi pahlawan dengan menepis tendangan Morata, sementara Rúben Neves mengeksekusi penalti penentu untuk gelar Portugal.
Nuno Mendes & Blockade Yamal
Full-back Nuno Mendes tampil sebagai Man of the Match, berperan penting dalam membendung pergerakan muda berbakat Spanyol, Lamine Yamal, serta mencetak gol pertama Portugal, Yamal, meski digadang-gadang jadi wonderkid dan sempat tampil gemilang di semifinal, tidak mampu berbuat banyak di final karena efektivitas Portugal di lini pertahanan
Ronaldo vs Yamal: Duel Generasi
Duel ini kerap digambarkan sebagai ‘orang tua’ melawan ‘bintang muda’. Ronaldo sendiri menegaskan bahwa laga ini lebih dari sekadar pertarungan antar individu — melainkan ajang antar tim
Setelah pertandingan, Ronaldo menyarankan agar tekanan publik pada Yamal, yang baru 17 tahun, dikurangi dan ia mendapat kesempatan berkembang secara alami
Rekor & Makna Gelar
Ini adalah kali kedua Portugal memenangkan Nations League (setelah 2019), dan mereka menjadi tim pertama yang meraihnya dua kali sepanjang sejarah turnamen. Ronaldo menjadi pemain tertua yang mencetak gol di final Nations League, serta memecahkan rekor umur pemain tertua yang bermain di final. Torehan ini menambah koleksi gelar internasional Ronaldo — ketiga kalinya (Euro 2016, Nations League 2019, dan sekarang Nations League 2025) .
Cristiano Ronaldo:
“Fokus pada duel lawan Yamal wajar, tapi ini bukan soal individu. Kami tim dan kami pantas menang.”
“Lamine akan jadi fenomena besar, tapi biarkan dia dewasa tanpa tekanannya terlalu dini.”
Alvaro Morata (Setelah Gagal Penalti):
“Masih ada kemungkinan ini jadi pertandingan terakhirku bersama Timnas.”
Portugal menunjukkan kekompakan tim dan mental juara; Ronaldo masih jadi andalan, tapi generasi baru seperti Mendes siap meneruskan.
Bagi Yamal, meski gagal bersinar di final, usianya yang masih 17 tahun memberi peluang besar untuk terus berkembang.
Gelar ini menjadi modal berharga bagi Portugal menjelang kualifikasi Piala Dunia 2026 dan turnamen berikutnya.
Portugal menutup malam di Munich dengan keagungan — perpaduan antara pengalaman abadi Ronaldo, kekuatan kolektif, dan kuda hitam seperti Nuno Mendes. Dan meski duet generasi Ronaldo vs Yamal menarik perhatian, yang tersisa adalah tuntasnya pertarungan antara dua tim yang siap menatap masa depan mereka masing-masing.