ADAPADA.COM – Masalah pencernaan adalah salah satu masalah kesehatan yang umum terjadi di masyarakat. Maag dan GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) adalah dua kondisi yang seringkali disalahartikan. Meskipun keduanya melibatkan gangguan pada sistem pencernaan, keduanya memiliki karakteristik dan pengelolaan yang berbeda. Dalam artikel ini, kami akan membahas perbedaan antara maag dan GERD, dengan mendukungnya dengan fakta dari sumber berita terpercaya.
Maag (Gastritis)
Maag adalah kondisi peradangan pada lapisan dalam dinding lambung. Ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk infeksi bakteri Helicobacter pylori, penggunaan obat-obatan tertentu, konsumsi alkohol berlebihan, atau stres kronis. Beberapa gejala umum maag meliputi nyeri atau terbakar di daerah perut atas, rasa penuh, mual, muntah, dan penurunan nafsu makan.
Menurut artikel dari Mayo Clinic, “Gastritis” (2019), gastritis dapat terjadi tiba-tiba (akut) atau berkembang secara bertahap (kronis).
GERD (Gastroesophageal Reflux Disease)
GERD adalah kondisi kronis di mana asam lambung mengalir kembali ke kerongkongan, menyebabkan iritasi dan gejala yang mengganggu. Ini terjadi ketika katup otot yang memisahkan kerongkongan dan lambung (sfingter esofagus bawah) tidak berfungsi dengan baik. Gejala umum GERD meliputi heartburn (sensasi terbakar di dada), regurgitasi (mengeluarkan makanan atau cairan lambung), dan mulut pahit atau pahit.
Sebuah artikel di WebMD, “What Is GERD?” (2020), menjelaskan bahwa GERD adalah kondisi kronis yang membutuhkan pengelolaan jangka panjang.
Perbedaan Utama
- Penyebab: Maag biasanya disebabkan oleh iritasi akut atau kronis pada dinding lambung, sementara GERD terjadi karena disfungsi pada sfingter esofagus bawah.
- Gejala: Maag umumnya menyebabkan nyeri atau terbakar di daerah perut atas, sedangkan GERD cenderung menyebabkan sensasi terbakar di dada dan regurgitasi.
- Kronisitas: Maag dapat bersifat akut atau kronis, sementara GERD adalah kondisi kronis yang memerlukan pengelolaan jangka panjang.
Meskipun maag dan GERD terlibat dalam gangguan pada sistem pencernaan, keduanya memiliki karakteristik yang berbeda. Penting untuk memahami perbedaan ini karena pengelolaan dan pengobatan keduanya dapat bervariasi. Jika Anda mengalami gejala yang mencurigakan, selalu konsultasikan dengan profesional kesehatan untuk diagnosis dan perawatan yang tepat.
Untuk mencegah terjadinya maag dan GERD, Anda dapat mengikuti beberapa tips berikut:
- Makan dengan Porsi Kecil dan Teratur:
Konsumsi makanan dalam porsi kecil namun sering dalam sehari. Hindari mengonsumsi makanan dalam porsi besar yang dapat memicu peningkatan produksi asam lambung - Hindari Makanan Berlemak dan Pedas:
Makanan berlemak dan pedas dapat meningkatkan risiko terjadinya refluks asam lambung. Sebisa mungkin hindari makanan-makanan ini atau konsumsi dalam jumlah terbatas. - Hindari Makanan Asam dan Bersoda:
Makanan dan minuman asam serta bersoda dapat memicu produksi asam lambung. Kurangi konsumsi makanan dan minuman seperti jeruk, tomat, kopi, dan minuman bersoda. - Hindari Merokok dan Konsumsi Alkohol:
Merokok dan alkohol dapat merusak lapisan lambung dan memicu iritasi. Hindari atau batasi konsumsi ini untuk menjaga kesehatan sistem pencernaan. - Hindari Makan Sebelum Tidur:
Usahakan untuk tidak makan atau minum secara berlebihan sebelum tidur. Berikan waktu bagi lambung Anda untuk mencerna makanan sebelum berbaring. - Hindari Stres Berlebihan:
Stres dapat mempengaruhi produksi asam lambung. Temukan teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau olahraga untuk mengurangi tingkat stres. - Tidur dengan Kepala Lebih Tinggi:
Jika Anda cenderung mengalami GERD, cobalah tidur dengan kepala yang lebih tinggi dari tubuh Anda. Ini dapat membantu mencegah asam lambung naik ke kerongkongan. - Pola Makan Seimbang:
Konsumsi makanan seimbang yang kaya akan serat, vitamin, dan mineral. Ini dapat membantu menjaga kesehatan sistem pencernaan secara keseluruhan. - Hindari Penggunaan Obat-obatan Tertentu:
Beberapa obat seperti NSAID (Nonsteroidal Anti-Inflammatory Drugs) dapat menyebabkan iritasi lambung. Gunakan dengan hati-hati atau konsultasikan dengan dokter Anda. - Pantau Gejala dan Konsultasikan dengan Dokter:
Jika Anda mengalami gejala seperti nyeri dada, sulit menelan, atau gejala yang terus berlanjut, segera konsultasikan dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut. - Hidrasi yang Cukup:
Pastikan untuk minum air dalam jumlah yang cukup sepanjang hari. Ini membantu menjaga kelembapan mukosa lambung dan menghindari iritasi.
Selain mengikuti tips ini, penting untuk tetap memonitor kesehatan Anda secara keseluruhan. Jika Anda memiliki riwayat masalah pencernaan atau gejala yang mencurigakan, segera temui dokter untuk pemeriksaan dan saran lebih lanjut.
Sumber:
Mayo Clinic. (2019).
WebMD. (2020). What Is GERD?