ADAPADA.COM – Hari Pramuka Nasional diperingati setiap 14 Agustus. Gerakan Praja Muda Karana (Pramuka) muncul bahkan sebelum Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Pramuka turut berkontribusi dan menyulut berdirinya pergerakan nasional.
Hari ini dalam upacara Hari Pramuka yang digelar secara Virtual di Istana Kepresidenan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta anggota Pramuka Indonesia menjadi pelopor kedisiplinan dalam menerapkan protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19. Jokowi juga berpesan agar anggota Pramuka Indonesia turut membantu menggiatkan program vaksinasi Covid-19.
“Pramuka Indonesia juga harus jadi pelopor kedisiplinan, terutama disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan, disiplin memakai masker, disiplin menjaga jarak, disiplin mencuci tangan di setiap saat, dan disiplin menghindari kerumunan,” kata Jokowi melalui tayangan virtual di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu (14/8).
Jokowi meminta anggota Pramuka untuk tidak ragu menegur teman apabila tidak mengikuti protokol kesehatan dan belum divaksin.
“Kalau ada teman yang tidak mematuhi protokol kesehatan, diingatkan, beri penjelasan, beri pengertian. Kalau ada teman yang sudah berusia di atas 12 tahun yang belum divaksin, ajak untuk segera divaksin,” ucap Jokowi.
Jokowi juga kembali mengingatkan pentingnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ia meyakini karakter disiplin dan peduli para anggota Pramuka akan semakin bermakna jika didukung ilmu pengetahuan dan teknologi.
“Giat belajar di mana saja, kapan saja, dengan siapa saja. Kuasai ilmu pengetahuan dan teknologi setinggi-tingginya, selalu adaptif mengejar kemajuan teknologi, mengikuti perkembangan zaman dengan cepat, fleksibel, dan harus cerdik,” kata Jokowi.
Presiden Jokowi tak lupa mengingatkan kepada seluruh anggota Pramuka untuk tidak melupakan identitas bangsa, selalu mengamalkan nilai-nilai Pancasila, serta merawat kebhinekaan Indonesia.
Sejarah Awal Pramuka
Istilah Pramuka sendiri pertama kali berkembang di Inggris. Saat itu Lord Robert Baden Powell of Gilwell, yang dikenal punya banyak pengalaman dan keterampilan survival melakukan pembinaan remaja.
Powell juga menulis sebuah buku berjudul ‘Aids to Scouting’ yang menjadi panduan bagi tentara muda Inggris untuk melakukan tugasnya. Setelah itu, pimpinan Boys Brigade di Inggris meminta Powell untuk melatih anggotanya.
Pada 1908, Powell lagi-lagi menulis buku tentang pengalamannya melakukan latihan kepramukaan. Buku ini diberi judul ‘Scouting for Boy’ dan kemudian menyebar di Inggris, dan negara lain, termasuk Indonesia.
Awal Ditetapkannya Hari Pramuka di Indonesia
Setelah Indonesia merdeka, dibentuklah organisasi Pandu Rakyat Indonesia pada tanggal 28 Desember 1945 di Solo, wadah satu-satunya kepanduan di Indonesia. Penetapan Pandu Rakyat Indonesia dikuatkan dengan keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Nomor 93/Bhg.A, tanggal 1 Februari 1947.
Pada 1950, muncul kembali organisasi-organisasi kepanduan yang pernah ada pada Perang Dunia ke-2. Kemudian, Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan mengeluarkan Keputusan Nomor 23441/Kab, Tanggal 6 September 1951 yang memungkinkan berdirinya organisasi kepanduan lain selain dari Pandu Rakyat Indonesia.
Hingga 1961, telah ada sekitar 100 organisasi kepanduan Indonesia yang kemudian tergabung dalam 3 federasi organisasi yaitu Ikatan Pandu Indonesia (IPINDO), Persatuan Pandu Puteri Indonesia (POPPINDO), dan Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia (PKPI). Tiga federasi itu kemudian melebur membentuk Persatuan Kepanduan Indonesia (PERKINDO).
Kemudian lahir Keputusan Presiden No. 238 tahun 1961 pada 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka yang ditandatangani oleh Pjs Presiden RI, Ir Juanda. Keppres tersebut menetapkan gerakan Pramuka sebagai satu-satunya badan yang mendapat izin untuk melaksanakan pendidikan kepramukaan di Indonesia.
Penetapan tanggal 14 Agustus sebagai Hari Pramuka juga dibuat melalui Keputusan Presiden RI Nomor 448 Tahun 1961.