ADAPADA.COM – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini akan potensi musim kemarau tiba lebih awal tahun 2023 ini, di mana diprediksi mencapai puncak pada bulan Agustus nanti. Selain itu, curah hujan yang turun selama musim kemarau diprediksi akan normal hingga lebih kering dibandingkan biasanya.
BMKG mengungkapkan suhu udara di Indonesia mengalami kenaikan pada April 2023. Suhu rata-rata bulan April 2023 dilaporkan naik 0,2 derajat Celcius.
“Berdasarkan analisis dari 117 stasiun pengamatan BMKG, suhu udara rata-rata bulan April 2023 adalah sebesar 27,1 °C. Normal suhu udara klimatologis untuk bulan April periode 1991-2020 di Indonesia adalah sebesar 26,9 °C (dalam kisaran normal 20,1 °C – 29,1 °C),” dikutip Senin di situs resmi BMKG (22/5/2023).
Menurut BMKG Anomali suhu udara Indonesia pada bulan April 2023 ini merupakan nilai anomali tertinggi ke-7 sepanjang periode data pengamatan sejak 1981.
BMKG juga menyebutkan ada kombinasi El Nino dan IOD Positif. Keadaan ini akan terjadi semester II-2023 yang akan membuat curah hujan berkurang di sebagian wilayah Indonesia, bahkan di bawah normal dari biasanya, terdapat kombinasi gelombang ekuator antar MJO, gelombang tipe Low Frequency, gelombang Kelvin, dan Rossby Ekuator dalam periode yang sama. Kejadian ini juga akan terjadi pada wilayah yang sama Samudera Hindia Sumatra bagian utara, Aceh, Selat Malaka, Laut China Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, Papua, dan Laut Arafura.
Selain itu Bibit Siklon Tropis juga disebutkan akan terjadi di Samudera Hindia sebelah barat Sumatra bagian utara, Aceh, Selat Malaka, Laut China Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, Papua, dan Laut Arafura.
Sementara itu Bibit Siklon Tropis 91S di Samudera Hindia sebelah barat Bengkulu dan bibit siklon tropis 91B di Samudera Hindia sebelah barat laut Aceh. Ini akan membuat curah hujan di pesisir Barat Sumatra.
Di Selat Makassar dan Samudera Pasifik utara Papua yang terdeteksi adanya sirkulasi siklonik. Ini akan membentuk daerah perlambatan kecepatan angin atau konvergensi memanjang dari Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, selat Makassar hingga Kalimantan Selatan. Termasuk dari Gorontalo, Sulawesi Utara, Maluku Utara hingga Samudera Pasifik Timur Fillipina.
Sehingga wilayah yang mengalami musim kemarau adalah wilayah Aceh bagian timur, Sumatra Utara bagian timur, Riau bagian selatan, sebagian kecil Nusa Tenggara, Gorontalo bagian selatan, Sulawesi Tengah bagian timur, Sulawesi Selatan bagian timur, Sulawesi Tenggara bagian selatan, sebagian Kepulauan Maluku, dan sebagian Maluku Utara.
BMKG menghimbau agar masyarakat dapat meningkatkan kesadaran akan fenomena ini dan mempersiapkan diri menghadapi potensi dampaknya. Menurutnya, semua masyarakat memiliki peran penting dalam menjaga lingkungan dan bersama-sama menghadapi tantangan perubahan iklim yang dinamis ini.
Sumber: BMKG | CNBCIndonesia