ADAPADA.COM – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, memastikan bahwa kebijakan diskon tarif listrik 50% yang saat ini berlaku selama dua bulan, yakni Januari hingga Februari 2025, tidak akan diperpanjang. Hal tersebut disampaikan Bahlil usai menghadiri Sidang Kabinet Paripurna pada Rabu (22/1/2025).
“(Diskon tarif listrik 50%) hanya dua bulan saja, dua bulan,” tegas Bahlil kepada awak media.
Sebagai informasi, diskon tarif listrik ini diberikan oleh pemerintah kepada pelanggan listrik dengan daya 2.200 Volt Ampere (VA) ke bawah. Program ini merupakan bagian dari stimulus ekonomi yang digagas pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto untuk meringankan beban masyarakat.
Wakil Ketua dan Anggota Dewan Energi Nasional (DEN), Mari Elka Pangestu, sebelumnya menyatakan bahwa kebijakan ini merupakan rekomendasi DEN. Langkah tersebut diambil di tengah rencana pemerintah untuk menaikkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% pada waktu itu.
Menurut Mari Elka Pangestu, rekomendasi ini lahir karena data menunjukkan melemahnya daya beli masyarakat Indonesia, yang dikhawatirkan dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi. “Kami mengkhawatirkan bahwa itu akan memperlambat pertumbuhan,” ujar Mari di Kompleks Istana Negara, Selasa (7/1/2025).
DEN mengusulkan dua langkah utama untuk meredam dampak ekonomi tersebut. Pertama, memberikan bantuan langsung tunai (BLT) kepada masyarakat berpenghasilan rendah. Kedua, memberikan stimulus kepada kelompok menengah dan masyarakat rentan miskin. Diskon tarif listrik 50% menjadi salah satu kebijakan yang ditujukan kepada kelompok menengah.
“Bantuannya tidak bisa hanya BLT, tetapi juga untuk kelas menengah. Maka itu salah satu usulannya adalah diskon listrik 50% karena targetnya adalah kelas menengah,” jelas Mari.
Namun, dengan berakhirnya kebijakan ini pada Februari 2025, masyarakat yang sebelumnya menikmati diskon tarif listrik perlu bersiap menghadapi tarif normal kembali. Pemerintah belum memberikan indikasi adanya kebijakan pengganti untuk membantu meringankan beban kelompok menengah dalam waktu dekat.