ADAPADA.COM – Aplikasi kesehatan sudah cukup lama hadir di Indonesia. Penggunanya pun melonjak sejak Covid-19 melanda Negara kita. Menurut Direktur Marketing & Bisnis AdMedika, Dwi Sulistiani atau yang akrab disapa Dwi, aplikasi kesehatan sebenarnya sudah dirilis oleh pemerintah tanah air sejak tahun 2015.
“Oleh kementerian kesehatan melalui peraturan menteri kesehatan nomor 20 tahun 2019. Artinya secara legalitas sebenarnya sudah di izinkan, tapi secara traffic penggunaan menuju 2015 ke 2020 tidak cukup menggembirakan,” tuturnya dalam acara Uzone Talks bertema Covid & Kemajuan Teknologi Kesehatan, Kamis (11/2).
Kemudian, saat terjadi pandemi Covid-19 di awal tahun 2020, jumlah pengguna aplikasi kesehatan di tanah air melonjak drastis. Dwi sendiri menyatakan traffic untuk telemedicine hampir naik tiga kali lipat.
Ia menjelaskan, “Orang menggunakan dan juga transaksi untuk digunakan selain di rumah sakit, di formasi sendiri naik hampir 30 persen. Itu di Indonesia.”
Lebih lanjut, ia membandingkan dengan China. “Kalau di China sebagai benchmark juga dengan penduduk lebih banyak, Tahun lalu kenaikan user atau yang sudah menggunakan telemedicine hampir 900 persen, 300-900 persen Februari 2020,” ungkapnya.
Lantas, bagaimana prediksi pengunaan telemedicine, apakah terus diandalkan atau ditinggalkan begitu pandemi Covid-19 usai?
Dwi sendiri memprediksi akan ada lebih banyak orang yang menggunakan telemedicine. Sementara dari sisi industri, terdapat 20 penyedia aplikasi telemedicine di Indonesia.
“Jadi bermunculan sangat cepat tadinya mungkin lima tapi berjalanannya waktu di akhir tahun 2020 hampir 20 penyedia aplikasi telemedicine, Dan sampai akhirnya mereka membentuk asosiasi namanya Atensi (Asosiasi Telemedicine Indonesia),” tutur Dwi.
Dengan kata lain, kehadiran telemedicine tutur membantu pemerintah dalam memberikan literasi dan kemudahan akses terhadap layanan kesehatan kepada masyarakat di tengah pandemi COVID-19.
“AdMedika sendiri melakukan survei ke teman teman usia muda dan hampir 90 persen menyatakan nyaman dengan layanan telemedicine, Artinya akses kesehatan melalui online,” ujar Dwi.
Sumber: Uzone.id