ADAPADA.COM – Operator toko pakaian luar ruangan ternama seperti Quiksilver, Billabong, dan Volcom, yakni Liberated Brands, mengajukan kebangkrutan dan berencana menutup seluruh tokonya di Amerika Serikat. Pengajuan perlindungan kebangkrutan Bab 11 dilakukan di pengadilan Delaware pada Minggu, menandai langkah besar dalam restrukturisasi bisnis akibat berbagai tantangan ekonomi.
Dalam dokumen pengadilan, Liberated Brands mengungkapkan rencananya untuk menutup dan melikuidasi bisnisnya di Amerika Utara setelah menghadapi kesulitan akibat guncangan ekonomi makro, masalah rantai pasokan, serta tekanan dari pesaing mode cepat yang menyebabkan penurunan laba.
“Tim Liberated telah bekerja keras selama setahun terakhir untuk mendorong merek-merek ikonik ini maju, tetapi ekonomi global yang tidak stabil, perubahan belanja konsumen di tengah meningkatnya biaya hidup, dan tekanan inflasi semuanya telah memberikan dampak yang besar,” kata perusahaan dalam sebuah pernyataan resmi.
Menurut dokumen pengadilan, Liberated akan menutup seluruh 124 toko fisiknya di AS, termasuk kantor pusatnya, serta merumahkan hampir 1.400 karyawan. Proses penjualan likuidasi sudah berlangsung dan lebih dari 100 toko dipastikan akan ditutup setelah selesai. Namun, status sembilan lokasi di Hawaii masih dalam tahap negosiasi.
Meski toko-toko fisik Liberated di AS akan ditutup, merek Quiksilver, Billabong, dan Volcom tetap akan bertahan. Ketiga merek tersebut dimiliki oleh Authentic Brands Group, yang telah mengalihkan lisensi operasi Liberated ke mitra baru sebelum pengajuan kebangkrutan dilakukan.
David Brooks, EVP Authentic untuk olahraga luar ruangan, gaya hidup, dan aksi, menyatakan bahwa toko-toko fisik Liberated terlalu besar dan dibebani dengan lokasi yang ketinggalan zaman serta berkinerja buruk. Ke depan, kehadiran merek-merek tersebut di AS kemungkinan akan lebih difokuskan melalui department store atau platform e-commerce.
Selain tiga merek utama tersebut, Liberated juga mengoperasikan toko untuk merek seperti Spyder, RVCA, Roxy, dan Honolua. Saat pandemi COVID-19, perusahaan sempat mengalami lonjakan permintaan akibat tren pakaian luar ruangan dan pakaian santai. Namun, inflasi, gangguan rantai pasokan, serta pergeseran preferensi konsumen ke mode cepat menyebabkan penurunan pendapatan yang signifikan.
CEO Liberated, Todd Hymel, menyoroti dampak mode cepat terhadap industri pakaian. “Konsumen dapat memesan pakaian berkualitas rendah dengan harga murah, cepat, dan mudah, lalu barang tersebut dikirim dalam hitungan hari,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa margin keuntungan terus menyusut akibat kehilangan pangsa pasar dan daya tawar terhadap pesaing mode cepat.
Di luar Amerika Serikat, Liberated Brands masih menjual produk di lebih dari 100 negara. Meski demikian, dokumen kebangkrutan menunjukkan bahwa perusahaan mempertimbangkan penjualan operasi lain secara global, baik dalam bentuk kelanjutan bisnis maupun likuidasi.
Dengan kondisi ini, industri pakaian luar ruangan menghadapi tantangan besar untuk bertahan di tengah perubahan dinamika pasar dan tekanan ekonomi global.