ADAPADA.COM – Saham teknologi AS kembali stabil pada Selasa setelah anjlok sehari sebelumnya akibat lonjakan popularitas aplikasi kecerdasan buatan (AI) asal China, DeepSeek. Saham Nvidia, yang turun tajam pada Senin, naik 8,8% di tengah spekulasi bahwa aksi jual AI sebelumnya merupakan reaksi berlebihan.
Investor mulai mempertimbangkan dampak DeepSeek, yang mengklaim telah mengembangkan model AI dengan biaya jauh lebih rendah dibandingkan pesaingnya. Analis menilai inovasi ini dapat mengancam dominasi AS di sektor AI dan mengubah strategi investasi perusahaan teknologi besar.
Presiden AS Donald Trump menyebut situasi ini sebagai “panggilan bangun” bagi industri teknologi AS, tetapi juga melihat potensi positif dalam efisiensi biaya AI.
DeepSeek, yang dalam seminggu menjadi aplikasi gratis paling banyak diunduh di AS, hadir di tengah ketegangan teknologi antara AS dan China. Dengan pembatasan ekspor chip canggih ke China, pengembang AI China mulai mencari solusi yang lebih efisien, menghasilkan model AI yang lebih hemat daya dan biaya.
Pada Senin, saham Nvidia turun 17%, menghapus hampir $600 miliar dari nilai pasarnya. Namun, analis memperkirakan biaya AI yang lebih murah dapat menguntungkan perusahaan seperti Apple dan mendorong adopsi AI secara lebih luas.
DeepSeek didirikan pada 2023 oleh Liang Wenfeng di Hangzhou. Teknologinya disebut mampu menyaingi model OpenAI dalam tugas seperti pemrograman dan pemahaman bahasa alami. CEO OpenAI, Sam Altman, memuji inovasi DeepSeek meskipun menyatakan bahwa OpenAI akan tetap unggul dalam pengembangan AI.
Klaim DeepSeek bahwa modelnya hanya membutuhkan 2.000 chip khusus dibandingkan 16.000 chip pada model pesaing telah menimbulkan keraguan, termasuk dari Elon Musk, yang meragukan jumlah sebenarnya dari chip yang mereka gunakan.
Sementara itu, lonjakan popularitas DeepSeek memicu kekhawatiran keamanan siber, dengan pejabat di Australia menyerukan pengawasan terhadap kualitas, privasi data, dan implikasi AI buatan China.