ADAPADA.COM – Meskipun pesawat menjadi salah satu transportasi yang paling minim mengalami kecelakaan, tetapi bukan berarti burung besi tersebut selalu aman dari kecelakaan. Selama beberapa tahun terakhir, ada beberapa maskapai penerbangan yang mengalami kecelakaan fatal yang mengakibatkan ratusan korban jiwa.
Di Indonesia sendiri, terakhir terjadi kecelakaan yang dialami milik Lion Air dengan nomor penerbangan JT-610. Penerbangan dengan rute Jakarta – Pangkalpinang yang menggunakan armada berjenis Boeing 737 Max-8 itu jatuh di Tanjung Karawang, Jawa Barat, pada Senin, 29 Oktober 2018 lalu.
Pesawat Lion Air yang baru beroperasi dua bulan itu jatuh dari ketinggian sekitar 2.500 – 3.000 meter sekitar 13 menit setelah take-off dari Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang.
Nah, bicara tentang pesawat jatuh, ada beberapa faktor yang bisa menjadi penyebab. Dilansir The Conversation, berikut Faktor yang Bisa Menyebabkan Pesawat Jatuh atau Kehilangan Kontak.
Cuaca
Sekitar 10 persen kerusakan yang terjadi pada pesawat atau hal yang menyebabkan pesawat jatuh saat penerbangan adalah cuaca buruk. Misalnya saja insiden kecelakaan milik Garuda Indonesia Airlines dengan nomor penerbangan 421 pada 16 Januari 2002 terjadi akibat menghindari awan badai.
Atau juga kasus Adam Air yang jatuh di Perairan Majene, Sulawesi Barat pada 1 Januari 2007 silam, lagi-lagi karena cuaca buruk yang mengakibatkan rusaknya alat navigasi.
Kejadian ini memperlihatkan bahwa meski pesawat saat ini kebanyakan sudah dilengkapi alat bantu elektronik penerbangan seperti kompas giroskopik, satelit navigasi, dan uplink data cuaca dan fasilitas pengaman khusus, cuaca bisa jadi hal yang sulit untuk dihindari.
Bukan hanya saat penerbangan saja, cuaca buruk juga mempengaruhi aktivitas pesawat saat hendak take-off atau landing. Misalnya saja runway yang licin sehingga mengakibatkan pesawat tergelincir.
Kegagalan Mesin
Agar pesawat dapat terbang dengan baik, rangkaian mesinnya harus dapat bekerja dengan baik, bahkan hingga ke bagian terkecilnya. Karena kerusakan yang terjadi pada bagian-bagian mesin ini akan menimbulkan konsekuensi yang besar. Itu sebabnya, pesawat terbang dan helikopter mesti menjalani inspeksi ketat dan pemeliharaan keselamatan rutin.
Misalnya saja mengganti bagian yang rusak dan usang, mengganti oli, menambahkan komponen baru, dan melakukan pemeliharaan untuk meminimalisir terjadinya kerusakan. Kegagalan pada mesin pesawat menyumbang 20 persen kasus pesawat jatuh.
Sabotase
Meski sabotase memegang porsi kecil sebagai penyebab jatuhnya pesawat, yaitu sekitar 10 persen, kasus sabotase pesawat dapat mengakibatkan kecelakaan dengan jumlah korban yang besar.
Kamu tentu masih ingat teror serangan 11 September yang terjadi pada tahun 2001 silam. Rangkaian serangan bunuh diri yang dilakukan oleh 19 orang pengikut militan kelompok Al-Qaeda mengakibatkan tewasnya 2.977 jiwa.
Sabotase yang dipimpin oleh Osama bin Laden tersebut telah menabrakkan dua pesawat jet berpenumpang ke gedung World Trade Center di New York dan dua pesawat lainnya di tempat yang berbeda.
Kesalahan Pilot
Penyebab tertinggi terjadinya pesawat jatuh berasal dari pilot. Sekitar 50 persen kecelakaan yang berakibat jatuhnya pesawat terjadi karena pilot secara aktif terlibat dalam setiap tahapan penerbangan. Misalnya saja salah perhitungan saat melakukan pengisian bahan bakar, memperkirakan cuaca terbang, menghitung berat dan beban pesawat, atau gagal memprogram vital flight-management computer (FMC).
Pesawat merupakan mesin kompleks yang membutuhkan banyak campur tangan, bahkan saat masa krusial 11 menit yang dikenal sebagai critical eleven, awak pilot di kokpit tidak boleh diganggu kecuali dalam keadaan yang sangat darurat. Karena pada masa itu, pilot mesti berkomunikasi secara continue dengan Air Traffic Controller (ATC) untuk memastikan pesawat dapat terbang atau pun mendarat dengan aman.
Oleh sebab itu, seluruh pilot mesti menjalani pelatihan yang ketat dan ekstensif agar memiliki lisensi untuk terbang. Kesalahan yang dilakukan pilot dapat berakibat fatal bukan hanya bagi awak kabin, tetapi juga pada seluruh penumpang yang ia bawa.
Kelalaian Manusia Lainnya
Faktor terakhir yang bisa menyebabkan pesawat jatuh adalah kelalaian yang dilakukan oleh pihak lain yang tidak memegang kemudi langsung dengan armada pesawat. Seperti awak Air Traffic Controller (ATC), dispatcher, loader, fuellers, atau tim maintenance pesawat.
Kesalahan kontrol lalu lintas yang disebabkan ATC misalnya, apabila terjadi miskomunikasi atau pengabaian data penting, situasi penerbangan akan jadi tidak terkendali. Bahkan apabila pesawat yang dikemudikan pilot sudah memenuhi standar keamanan dan tingkat perawatan tertinggi.
Pihak ATC yang berada di menara kontrol lalu lintas udara bertugas untuk memandu jalannya pesawat dan membantu navigasi pesawat yang sedang terbang. Ia juga akan membantu menginformasikan awak bandara lainnya untuk mempersiapkan landasan pacu serta pendaratan yang aman.
Sumber: Kumparan.com