ADAPADA.COM – Setiap tanggal 22 Desember di Indonesia diperingati sebagai hari Ibu, ditetapkan sebagai perayaan nasional pertama kali oleh Presiden Soekarno pada Tahun 1965. Meski demikian berbakti kepada Ibu tidak hanya dilakukan pada moment tertentu saja tapi wajib Bagi kita untuk setiap hari berbakti kepada orang tua khususnya kepada Ibu.
Bagi umat Islam perintah untuk berbakti kepada Orang tua wajib kita lakukan, sesuai dengan Perintah Allah Subhanu wa ta’ala dalam beberapa ayat Al – quran diantaranya :
1. QS. Luqman : 14
“Dan Kami Perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik ) kepada kedua Orang Tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada – Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.”
2. QS. Al – Isra : 23
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu, bapak. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua – duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali – kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.”
Mulianya sosok seorang ibu sampai – sampai Rasulullah pun menyebut nama Ibu sebanyak tiga kali, sementara ayah hanya sekali.
Dikisahkan seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW dan berkata “Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali? Beliau menjawab ‘Ibumu’ ia kembali bertanya, ‘kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ kemudian bertanya kembali, ’kemudian siapa lagi?‘ Beliau menjawab ‘Ibumu’ dan bertanya kembali, ‘kemudian siapa lagi?’ Rasulullah SAW menjawab, ‘kemudian ayahmu. (HR. Al Bukhari)
Dalam sejarah ada sosok pemuda yang dikenal sebagai anak yang sangat berbakti kepada ibunya dialah Uwais Al-qarni.
Pemuda yang hidup pada zaman Nabi, seorang anak yatim memiliki Ibu yang buta dan lumpuh. Pemuda fakir dari Yaman yang sangat ingin bertemu dengan Rasulullah SAW namun tidak pernah berjumpa.
Dimasa tuanya, sang Ibu sangat ingin sekali melaksanakan haji. Namun, perjalanan itu sangatlah jauh, melewati padang pasir yang tandus dan cuaca yang sangat panas. Menyadari hal itu Uwais pemuda miskin dan tidak memiliki kendaraan berusaha mengabulkan permintaan ibunya, ia melakukan latihan fisik setiap hari dengan menggendong anak lembuh naik turun bukit. Perjuangannya memang tidak mudah. Keseriusan dan kepatuhannya terhadap Ibunya membuatnya harus melakukan itu demi mewujudkan keiginan tersebut. Selain melakukan latihan fisik, ia juga menabung bahan makanan sebagai bekal perjalanannya.
Hingga memasuki musim haji, melalui Punggung sang anak ia bisa menunaikan Haji. Melakukan perjalanan yang sangat jauh dan sulit, Uwais rela menggendong Ibunya berjalan kaki dari Yaman ke Makkah untuk memenuhi permintaan sang Ibu.
Tiba di Makkah, Uwais dengan penuh semangat dan usaha menggendong ibunya melakukan tawaf. Di hadapan Ka’bah Uwais pun berdoa “Ya Allah, ampunilah semua dosa Ibu.” Lalu sang ibunda berkata , “Bagaimana dengan dosamu, nak?”. Dengan penuh ketulusan Uwais menjawab, “Terampunnya dosa Ibu, maka Ibu akan masuk surga. Cukup ridha dari Ibu lah yang akan membawaku ke surga.
Kisah haru Uwais al Qarni seharusnya menyadarkan kita semua betapa pentingnya memuliakan orang tua khusunya Ibu, tidak heran pula Rasulullah SAW menyeru kepada umat manusia untuk mencari surga melalui ridho Ibu.
Sahabat pasti sering mendengar ungkapan bahwa surga berada di bawah telapak kaki Ibu. Ini pun dijelaskan dalam suatu hadist :
“Surga itu di bawah telapak kaki Ibu. “(HR. Ahmad, An – Nasai, Ibn Majah, dan Al – Hakim)
Nama Uwais al Qarni memang tidak pernah disebut dikalangan para sahabat Rasul, tapi sosoknya sangat dikagumi oleh Rasulullah SAW sampai – sampai sosok Uwais al qarni disebut sebagai “Pemuda yang tidak terkenal di Bumi tapi Terkenal di Langit”.
Rasulullah SAW bersabda :
“Suatu ketika , apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah doa dan istighfarnya. Dia adalah penghuni langit, bukan orang bumi.” (HR. Ahmad)
Nah, Sahabat sebagai seorang anak kita wajib berbakti kepada orang tua. Jangan pernah berlaku buruk kepada mereka. Dahulukan kepentingan mereka daripada kepentingan sendiri. Sebab , mereka telah mendidikmu dengan penuh kasih sayang. Apalagi seorang Ibu yang menanggung penderitaan dan bertaruh nyawa sejak mengandung. Semoga Kisah Uwais al Qarni menjadi teladan bagi kita, “jadilah salah satu pemuda yang viral di langit“. (*)